1 TEORI KEBUTUHAN ANTARPRIBADI
Teori
ini merupakan salah satu yang paling terkenal luas untuk menerangkan kebutuhan
antarpribadi bersumber dari William Schutz (1958). Teori Schutz ini lebih
dikenal dengan FIRO (Fundamental
Interpersonal Relations Orientation) atau orientasi relasi antarpribadi
yang mendasar.
Sebagaimana
dengan teori-teori yang lain maka Schutz pun dalam memulai pembahasan serta
penyusunan teorinya ini menggunakan asumsi sebagai dasar berpikir. Asumsi dasar
tersebut adalah bahwa manusia membutuhkan
manusia. Schutz mencoba menguraikan apa yang terungkap di belakang asumsi tersebut
mealui sebuah ilustrasi cerita.
Ilustrasi
tersebut adalah : terdapatlah seorang anak kecil yang bernama Laurie, berusia
13 tahun. Ia berdiri di atas tangga, dan dibawah tangga tersebut berdirilah
seorang saudaranya yaitu seorang wanita. Laurie berkata kepada saudaranya itu,
supaya ia dapat membantu untuk menanggalkan pakaiannya. Tetapi saudara
perempuannya itu segera menjawab: “kamu mengetahui sendiri bagaimana cara
menanggalkan pakaian itu!” kemudian Laurie segera menjawab kembali: “Ya, meman
saya mengetahui bagaimana saya harus menanggalkan pakaian ini, tetapi bagaimana
juga kadang-kadang seseorang membutuhkan orang lain dengan jalan apapun,
meskipun orang tersebut mengetahui bagaimana cara mengerjakannya!”.
Dalam
contoh ilustrasi di atas, jelas bahwa manusia dalam hidupnya membutuhkan
manusia lainnya. Meskipun kadang-kadang ia sendiri mengerti bagaimana cara
mengerjakan sendiri untuk dirinya sendiri.
Bertitik
tolak pada asumsi diatas, schutz membuat suatu postulat dalam teorinya yaitu
yang disebut sebagai Postulat of
interpersonal needs yang menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan
antarpribadi yang disebut dengan: inklusi, kontrol dan afeksi.
Karakteristik kebutuhan
antarpribadi
Schutz
mengemukakan mengenai ciri-ciri umum atau karakteristik dari kebutuhan
antarpribadi, yaitu :
1) Kebutuhan
antarpribadi merupakan suatu tuntunan untuk mengadakan hubungan yang memuaskan
antara individu dengan lingkungan manusianya.
2) Ketidakpuasan
yang terjadi dalam hubungan antarpribadi ini dapat secara langsung menimbulkan
kesulitan seperti misalnya suatu keadaan emosi yang sakit, rasa cemas.
3) Organisme
atau individu mempunyai cara-cara tertentu dalam mengatasi ketidakpuasan dari
kebutuhan antarpribadinya.
Tiga kebutuhan antarpribadi
Penjelasan
Schutz mengenai kebutuhan antarpribadi ini selanjutnya akan diartikan dalam
konteks tingkahlaku. Menurut Schutz kebutuhan antarpribadi ini hanya akan
dimengerti melalui perwujudan tingkahlaku manusia itu sendiri dalam hal ini
disebut sebagai tingkahlaku antarpribadi. Oleh karena itu dalam mendefinisikan
kebutuhan antarpribadi, Schutz selalu mengkaitkan dalam pengertian penampilan
tingkahlaku.
a.
Kebutuhan
Antarpribadi Untuk Inklusi
Kebutuhan antarpribadi
untuk inklusi didefinisikan sebagai kebutuhan untuk mengadakan serta mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan orang lain sehubungan dengan interaksi dan
asosiasi.
Pengertian akan
hubungan yang memuaskan disini mencakup; mengadakan hubungan yang secara
psikologis menyenangkan dengan orang lain. Dalam hal ini dapat merupakan pihak
yang mulai berinisiatif untuk melakukan hubungan atau pihak lain yang memulai
terlebih dahulu. Hubungan yang menyenangkan ini juga mencakup hubungan dengan
dirinya sendiri.
b.
Kebutuhan
Antarpribadi Untuk Kontrol
Kebutuhan
antarpribadi untuk kontrol didefinisikan sebagai kebutuhan untuk mengadakan
serta mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain sehubungan
dengan (atau memperoleh) kontrol dan kekuasaan (power). Hubungan yang memuaskan
disini mencakup pengertian suatu hubungan yang secara psikologis menyenangkan
antara manusia satu dengan manusia lainnya dengan tujuan untuk saling dapat
mengontrol tingkah laku masing-masing.
c.
Kebutuhan
Antarpribadi Untuk Afeksi
Kebutuhan
antarpribadi untuk Afeksi ini
didefinisikan sebagai kebutuhan untuk mengadakan serta mempertahankan hubungan
yang memuaskan dengan orang lain sehubungan dengan (untuk memperoleh) cintal,
kasih sayang, serta afeksi.
Schutz
menambahkan bahwa pengertian afeksi selalu
menunjukkan pada hubungan antara dua orang atau dua pihak (dyadic). Ketiga konsep kebutuhan antarpribadi dari Schutz ini dapat
dilepaskan dari kaitannya dengan penampilan tingkahlaku seseorang. Untuk dapat
mengetahui bagaimana sebenarnya manifestasi dari ketiga kebutuhan antarpribadi,
maka Schutz memberikan istilah yang disebut tingkahlaku inklusi, tingkahlaku
kontrol serta tingkah laku kontrol serta tingkahlaku afeksi.
2 TEORI ANALISIS TRANSAKSIONAL
Teori
Analisis Transaksional ini merupakan teori terakhir dari kelompok humanistik.
Teori ini merupakan karya besar seorang ahli ilmu jiwa terkenal bernama Eric
Berne.
Teori
analisi transaksional dikenal (selain Jenderal Johari) sebagai teori terapi
yang sangat populer dan digunakan dalam konsultasi di hampir semua bidang
ilmu-ilmu perilaku.
Kata
transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Analisis
transaksional sebenarnya bertujuan untuk mengkaji secara mendalam proses
transaksi (siapa-siapa yang terlibat didalamnya, pesan apa yang dipertukarkan).
Berne
mulai beranjak dari konsep dasar transaksi pada ego yang dimiliki setiap orang.
Dalam diri setiap manusia seperti dikutip Collins (1983) memiliki tiga status
ego. Sikap dasar ego mengacu pada sikap orangtua; sikap orang dewasa; dan ego
anak. Ketiga sikap tersebut dimiliki setiap orang (baik dewasa, anak-anak
maupun orang tua).
Bagaimana
cara mengetahui sikap ego yang dimiliki setiap orang? Berne mengajukan empat
cara : (1) melihat tingkah laku noverbal maupun verbal yang digunakannya. (2)
Mengamati bagaimana sikap seseorang ketika bergaul dengan orang lain. (3)
Mengingat kembali keadaan dirinya sewaktu masih kecil; hal demikian dapat
terlihat misalnya dalam ungkapan : buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. (4)
mengecek perasaan diri sendiri, perasaan setiap orang muncul pada konteks,
tempat tertentu yang sangat mempengaruhi apakah lebih banyak sikap orang tua,
dewasa, ataupun anak-anak sangat menguasai/mempengaruhi seseorang.
Berne
juga mengemukakan terdapat beberapa faktor yang menghambat terlaksananya
transaksi antarpribadi, atau keseimbangan ego sebagai sikap yang dimiliki
seseorang itu. Terdapat dua hambatan utama yaitu pertama kontaminasi (contamination).
Kontaminasi merupakan pengaruh yang kuat dari salah satu sikap atau lebih
terhadap seseorang sehingga orang itu “berkurang” keseimbangannya. Kedua adalah eksklusif; adalah
penguasaan salah satu sikap atau lebih terlalu lama pada diri seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar