Senin, 09 Mei 2016

TEORI KEBUTUAN ANTARPRIBADI DAN TEORI ANALISIS TRANSAKSIONAL (Ringkasan Materi)



1      TEORI KEBUTUHAN ANTARPRIBADI
Teori ini merupakan salah satu yang paling terkenal luas untuk menerangkan kebutuhan antarpribadi bersumber dari William Schutz (1958). Teori Schutz ini lebih dikenal dengan FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientation) atau orientasi relasi antarpribadi yang mendasar.
Sebagaimana dengan teori-teori yang lain maka Schutz pun dalam memulai pembahasan serta penyusunan teorinya ini menggunakan asumsi sebagai dasar berpikir. Asumsi dasar tersebut adalah bahwa manusia membutuhkan manusia. Schutz mencoba menguraikan apa yang terungkap di belakang asumsi tersebut mealui sebuah ilustrasi cerita.
Ilustrasi tersebut adalah : terdapatlah seorang anak kecil yang bernama Laurie, berusia 13 tahun. Ia berdiri di atas tangga, dan dibawah tangga tersebut berdirilah seorang saudaranya yaitu seorang wanita. Laurie berkata kepada saudaranya itu, supaya ia dapat membantu untuk menanggalkan pakaiannya. Tetapi saudara perempuannya itu segera menjawab: “kamu mengetahui sendiri bagaimana cara menanggalkan pakaian itu!” kemudian Laurie segera menjawab kembali: “Ya, meman saya mengetahui bagaimana saya harus menanggalkan pakaian ini, tetapi bagaimana juga kadang-kadang seseorang membutuhkan orang lain dengan jalan apapun, meskipun orang tersebut mengetahui bagaimana cara mengerjakannya!”.
Dalam contoh ilustrasi di atas, jelas bahwa manusia dalam hidupnya membutuhkan manusia lainnya. Meskipun kadang-kadang ia sendiri mengerti bagaimana cara mengerjakan sendiri untuk dirinya sendiri.
Bertitik tolak pada asumsi diatas, schutz membuat suatu postulat dalam teorinya yaitu yang disebut sebagai Postulat of interpersonal needs yang menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan antarpribadi yang disebut dengan: inklusi, kontrol dan afeksi.

Karakteristik kebutuhan antarpribadi
Schutz mengemukakan mengenai ciri-ciri umum atau karakteristik dari kebutuhan antarpribadi, yaitu :
1)      Kebutuhan antarpribadi merupakan suatu tuntunan untuk mengadakan hubungan yang memuaskan antara individu dengan lingkungan manusianya.
2)      Ketidakpuasan yang terjadi dalam hubungan antarpribadi ini dapat secara langsung menimbulkan kesulitan seperti misalnya suatu keadaan emosi yang sakit, rasa cemas.
3)      Organisme atau individu mempunyai cara-cara tertentu dalam mengatasi ketidakpuasan dari kebutuhan antarpribadinya.

Tiga kebutuhan antarpribadi
Penjelasan Schutz mengenai kebutuhan antarpribadi ini selanjutnya akan diartikan dalam konteks tingkahlaku. Menurut Schutz kebutuhan antarpribadi ini hanya akan dimengerti melalui perwujudan tingkahlaku manusia itu sendiri dalam hal ini disebut sebagai tingkahlaku antarpribadi. Oleh karena itu dalam mendefinisikan kebutuhan antarpribadi, Schutz selalu mengkaitkan dalam pengertian penampilan tingkahlaku.

a.      Kebutuhan Antarpribadi Untuk Inklusi
Kebutuhan antarpribadi untuk inklusi didefinisikan sebagai kebutuhan untuk mengadakan serta mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain sehubungan dengan interaksi dan asosiasi.
Pengertian akan hubungan yang memuaskan disini mencakup; mengadakan hubungan yang secara psikologis menyenangkan dengan orang lain. Dalam hal ini dapat merupakan pihak yang mulai berinisiatif untuk melakukan hubungan atau pihak lain yang memulai terlebih dahulu. Hubungan yang menyenangkan ini juga mencakup hubungan dengan dirinya sendiri.

b.      Kebutuhan Antarpribadi Untuk Kontrol
Kebutuhan antarpribadi untuk kontrol didefinisikan sebagai kebutuhan untuk mengadakan serta mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain sehubungan dengan (atau memperoleh) kontrol dan kekuasaan (power). Hubungan yang memuaskan disini mencakup pengertian suatu hubungan yang secara psikologis menyenangkan antara manusia satu dengan manusia lainnya dengan tujuan untuk saling dapat mengontrol tingkah laku masing-masing.

c.       Kebutuhan Antarpribadi Untuk Afeksi
Kebutuhan antarpribadi untuk  Afeksi ini didefinisikan sebagai kebutuhan untuk mengadakan serta mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain sehubungan dengan (untuk memperoleh) cintal, kasih sayang, serta afeksi.
Schutz menambahkan bahwa pengertian afeksi selalu menunjukkan pada hubungan antara dua orang atau dua pihak (dyadic). Ketiga konsep kebutuhan antarpribadi dari Schutz ini dapat dilepaskan dari kaitannya dengan penampilan tingkahlaku seseorang. Untuk dapat mengetahui bagaimana sebenarnya manifestasi dari ketiga kebutuhan antarpribadi, maka Schutz memberikan istilah yang disebut tingkahlaku inklusi, tingkahlaku kontrol serta tingkah laku kontrol serta tingkahlaku afeksi.

2      TEORI ANALISIS TRANSAKSIONAL
Teori Analisis Transaksional ini merupakan teori terakhir dari kelompok humanistik. Teori ini merupakan karya besar seorang ahli ilmu jiwa terkenal bernama Eric Berne.
Teori analisi transaksional dikenal (selain Jenderal Johari) sebagai teori terapi yang sangat populer dan digunakan dalam konsultasi di hampir semua bidang ilmu-ilmu perilaku.
Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Analisis transaksional sebenarnya bertujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi (siapa-siapa yang terlibat didalamnya, pesan apa yang dipertukarkan).
Berne mulai beranjak dari konsep dasar transaksi pada ego yang dimiliki setiap orang. Dalam diri setiap manusia seperti dikutip Collins (1983) memiliki tiga status ego. Sikap dasar ego mengacu pada sikap orangtua; sikap orang dewasa; dan ego anak. Ketiga sikap tersebut dimiliki setiap orang (baik dewasa, anak-anak maupun orang tua).
Bagaimana cara mengetahui sikap ego yang dimiliki setiap orang? Berne mengajukan empat cara : (1) melihat tingkah laku noverbal maupun verbal yang digunakannya. (2) Mengamati bagaimana sikap seseorang ketika bergaul dengan orang lain. (3) Mengingat kembali keadaan dirinya sewaktu masih kecil; hal demikian dapat terlihat misalnya dalam ungkapan : buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. (4) mengecek perasaan diri sendiri, perasaan setiap orang muncul pada konteks, tempat tertentu yang sangat mempengaruhi apakah lebih banyak sikap orang tua, dewasa, ataupun anak-anak sangat menguasai/mempengaruhi seseorang.
Berne juga mengemukakan terdapat beberapa faktor yang menghambat terlaksananya transaksi antarpribadi, atau keseimbangan ego sebagai sikap yang dimiliki seseorang itu. Terdapat dua hambatan utama yaitu pertama kontaminasi (contamination). Kontaminasi merupakan pengaruh yang kuat dari salah satu sikap atau lebih terhadap seseorang sehingga orang itu “berkurang” keseimbangannya. Kedua adalah eksklusif; adalah penguasaan salah satu sikap atau lebih terlalu lama pada diri seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar